Jakarta, Makanan yang kaya vitamin dan ikan dapat melindungi otak dari penuaan, sementara junk food atau makanan cepat saji justru sebaliknya. Orang yang banyak mendapat asupan vitamin dan asam lemak omega 3 lebih jarang mengalami penyusutan otak dan memiliki kinerja mental yang lebih baik.
Sebuah lembaga nirlaba di Inggris bernama Alzheimer's Research UK merasa terpanggil untuk meneliti maknan yang berisiko menyebabkan demensia atau kepikunan. Menurut hasil di lapangan, lemak trans yang ditemukan dalam makanan cepat saji berkaitan dengan rendahnya nilai tes mental dan penyusutan otak yang khas ditemui pada penyakit Alzheimer.
"Ada kebutuhan yang nyata atas bukti tentang pengaruh makanan terhadap risiko Alzheimer dalam skala besar lewat penelitian jangka panjang. Penelitian ini melihat nutrisi dalam darah dan tidak mengandalkan kuesioner untuk menilai makanan seseorang," ucap Dr. Simon Ridley dari Alzheimer's Research UK.
Sampel darah dari 104 orang sehat dengan usia rata-rata 87 tahun yang telah memiliki beberapa faktor risiko Alzheimer dianalisis. Peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak vitamin B, C, D dan E dalam darahnya mendapat nilai yang tinggi dalam tes memori dan kemampuan berpikir.
Orang yang dalam darahnya banyak terkandung asam lemak omega 3 yang umum ditemukan dalam ikan juga memiliki skor tinggi. Nilai terendah ditemukan pada orang yang lebih banyak terkandung lemak trans dalam darahnya. Lemak trans banyak ditemukan dalam makanan olahan seperti kue, biskuit, dan gorengan.
Para peneliti gabungan dari Oregon Health and Science University, Portland VA Medical Center, dan Oregon State University ini kemudian melakukan scan otak pada ke-42 peserta. Peneliti menemukan bahwa orang dengan kandungan tinggi vitamin dan omega 3 dalam darahnya cenderung memiliki volume otak yang lebih besar. Sedangkan orang yang darahnya banyak terkandungan lemak trans memiliki volume otak yang lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar