Kamis, 29 Desember 2011

tugas 3


Capello Cemas Peluang The Three Lions

Friday, 18 November 2011
LONDON– Fabio Capello belum sepenuhnya lega meski berhasil mengalahkan Spanyol dan Swedia saat laga uji coba.Don Fabio—sapaan Capello—mengaku cemas dengan peluang Inggris saat Euro 2012.

Kritik terhadap The Three Lions—julukan Inggris—sedikit berkurang setelah menundukkan Spanyol (1-0) dan Swedia (1-0) di Wembley Stadium.Hasil itu menumbuhkan asa bahwa Inggris dapat berbicara lebih banyak saat berlaga di Polandia-Ukraina. Optimisme makin tinggi lantaran Inggris sekarang memiliki talenta-talenta menjanjikan.
Phil Jones,Kyle Walker,dan Jack Rodwell tampil luar biasa ketika meladeni Spanyol dan Inggris.Belum lagi Danny Welbeck, Stewart Downing,dan Daniel Sturridge. Tapi,itu belum membuat Capello tenang. Nakhoda kebangsaan Italia tersebut melihat masih ada beberapa hal yang bisa menghambat laju armadanya.

Masalah terbesar kemungkinan masuk grup neraka. Berada di pot 2 membuat Inggris berpotensi bertemu lawan-lawan berat. Inggris bisa saja bergabung dengan Spanyol, Portugal,atau Prancis saat penyisihan.Itu tentu saja mempersulit langkah Frank Lampard dkk menuju fase gugur.Apalagi,dengan skors yang dijatuhkan kepada Wayne Rooney. Capello beserta jajarannya harus berjuang keras sejak awal.

Maklum,Spanyol bukanlah lawan mudah.Kemenangan saat uji coba juga bukan ukuran.La Furia Roja—julukan Spanyol—merupakan juara Eropa dan Dunia.Sementara Prancis pernah merajai Piala Dunia 1998. Portugal juga bisa menjadi batu sandungan. Kehadiran Cristiano Ronaldo membuat Seleccao das Quinas tidak bisa dianggap remeh.

Belum lagi tim kuda hitam Republik Ceko. Beruntung,Inggris tidak akan bertemu Jerman,Italia,atau Rusia di awal kompetisi. Masalah lainnya adalah luka saat Piala Dunia 2010.Dia menganggap tersingkirnya Inggris saat babak 16 besar bisa menimbulkan trauma permanen.Inggris tampil di bawah standar saat di Afrika Selatan.

Mereka harus berjuang mati-matian untuk melewati fase penyisihan.Penderitaan itu bertambah setelah dipermalukan Jerman 1-4.Makin memperburuk citra adalah rendahnya produktivitas meski dihiasi sejumlah bomber kelas dunia. Hal tersebut dipercaya bisa memengaruhi mental para pemain.

Apalagi,sebelumnya Inggris gagal berlaga di Euro 2008.Bukan tidak mungkin itu dapat memunculkan rasa inferior.”Kami terus mengalami hal tidak mengenakan.Semoga saja itu tidak memengaruhi psikologis para pemain,”ujar Capello,dikutip TheSun. Masalah lain yang mengganggu pikiran mantan arsitek AC Milan dan Real Madrid itu adalah menentukan skuad.

Saat ini terdapat sedikitnya 40 amunisi yang layak masuk timnas.Tapi,itu nantinya harus dikerucutkan menjadi 23 orang.Yang dicemaskan Capello adalah salah memilih pemain.”Saya gembira karena pemain muda yang diturunkan bisa tampil baik di setiap pertandingan, terutama saat menghadapi tim besar.Mereka bisa berpadu dengan pemain senior.Tapi, pada akhirnya saya harus memilih di antara mereka.Lalu,bagaimana saya melakukannya?” tutur Capello.

Pria berusia 65 tahun tersebut mengaku tidak mudah baginya untuk menentukan komposisi.Apakah tetap mengandalkan veteran atau berjudi dengan melakukan reformasi, yakni memperbanyak pemain muda. Dia hanya berharap dapat menemukan keseimbangan tim sebelum pertempuran dimulai.
(sindo)
 Komentar:
-artikel di atas menurut saya cukup mudah dipahami,karena bahasanya mudah dimengerti.
Bos Bayern Kritik Van Gaal
Dibaca : 311 kali | Komentar: 0         
Berlin, Sabtu
Direktur olahraga Bayern Munich Christian Nerlinger, Sabtu (26/11), mengkritik mantan pelatih Louis van Gaal yang siap akan menjadi direktur umum Ajax pada 2012, dengan mengatakan bahwa pelatih asal Belanda itu menyebabkan terpecah belahnya tim di skuad Munich.
"Kami sekarang merupakan sebuah tim dimana setiap orang memiliki kesamaan hak lagi," kata Nerlinger seperti dikutip Antara.
"Tanpa ada friksi atau sisi buruk seperti musim lalu," tambahnya.
Setelah dua musim bertugas di Bayern, Van Gaal dipecat pada April, dan timnya berada di urutan keempat klasemen liga utama Jerman dan terlempar dari tiga besar Liga Champion.
Setelah sempat memenangi dua gelar domestik pada musim pertamanya, juga membawa Munich masuk final Liga Champion namun kalah dari Inter Milan, gaya "unorthodox" dia menyebabkan munculnya masalah di musim keduanya.
"Pada tahun kedua, sial, kami melihat hal yang lebih negatif; sikap dan kurang efisien dia ketika Bayern berjuang dengan pertahanan saat mereka gagal memenangi berbagai kejuaraan," ungkap Nerlinger.(warta kota)

 Komentar:
- Dari artikel koran di atas  cukup sulit dipahami pembaca karena terlalu banyak kosakata, tapi sudah memenuhi syarat untuk menjadi  artikel yang bagus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar